BURUNG dengan pasangan sejenis memiliki hubungan yang lebih setia dibanding dengan pasangan dari kelamin berbeda.
Temuan itu didasarkan pada studi atas zebra finches, jenis burung bersuara tinggi yang berkicau kepada pasangannya untuk memperkuat kedekatan hubungannya.
Menurut ilmuwan, burung tersebut berkicau dan bersolek tidak berbeda kepada sesama jenis kelaminnya dibanding dengan pasangan beda kelamin.
Hasil penelitian tentang burung ‘homoseksual’ ini sudah diterbitkan di jurnal Behavioural Ecology and Sociobiology.
Pemimpin tim peneliti, Dr Julie Elie dari Universitas California, Berkeley, mengatakan penelitian tersebut memperlihatkan bahwa hubungan antar hewan -termasuk burung- lebih kompleks daripada sekedar hubungan antara jantan dan betina untuk reproduksi.
Tim peneliti tertarik pada perilaku zebra finches karena burung tersebut memiliki hubungan jangka panjang dengan pasangannya dengan kemampuan sosial yang tinggi: burung jantan berkicau untuk betinanya, saling memperlihatkan keindahan tubuh dan warna, serta hidup dalam satu sarang.
“Saya tertarik dengan bagaimana hewan membangun hubungan dan bagaimana penggunaan akustik dalam interaksi sosialnya,” kata Dr Elie kepada BBC Nature.
“Pengamatan mengarahkan saya pada hasil yang mengejutkan: individu-inidividu dari jenis kelamin yang sama juga berinteraksi dalam bentuk yang bersatu, seperti pasangan jantan-betina.”
Dr Elie kemudian memutuskan untuk mengamati lebih seksama pembentukan hubungan sesama jenis dari burung tersebut.
Dia dan timnya -Clementina Vignal dan Nicolas Mathecon dari Universitas Saint-Etienne, Prancis- memelihara zebra finches yang masih muda dalam kelompok berdasar jenis kelamin. Ternyata lebih dari setengah berpasangan dengan burung yang sama jenis kelaminnya.
Pasangan satu kelamin itu kemudian diamati secara mendalam untuk melihat tanda-tanda hubungan sepenuhnya terikat.
Pasangan dengan hubungan yang terikat, menurut Dr Elie, adalah yang bertengger bersebelahan, punya satu sarang dan saling menyapa dengan menyentuhkan paruhnya.
Setidaknya ada dua kasus penguin dari satu jenis kelamin yang punya hubungan terikat.
Pada tahap penelitian selanjutnya, ilmuwan membawa seekor burung betina ke sekelompok pasangan burung jantan dan dari delapan pasangan sesama jenis terdapat lima yang sama sekali mengabaikan burung betina itu dan melanjutkan hubungan dengan mitra jantannya.
Temuan itu memperlihatkan bahwa kecenderungan burung dalam menemukan pasangan lebih kompleks daripada sekedar kebutuhan untuk reproduksi.
“Pasangan dari spesies yang secara sosial monogami mencerminkan kemitraan yang mungkin memberikan keuntungan untuk bertahan hidup,” kata Dr Elie seperti dikutip dari BB Indonesia.
“Menemukan mitra sosial, apapun jenis kelaminnya, tampaknya menjadi prioritas.”
Contoh tentang pasangan burung sejenis kelamin juga ditemukan pada burung camar dan elang laut.
Sedang di dalam kandang, sedikitnya ditemukan dua kasus pasangan penguin jantan yang ‘homoseksual’ walau terdapat jenis kelamin berbeda.
Pasangan yang paling terkenal adalah penguin Roy dan Silo di kebun binatang Manhattan, New York. Hubungan mereka terikat satu sama lain dan keduanya tidak memberikan perhatian kepada penguin betina.
Roy dan Silo membangun sarang bersama dan melakukan inkubasi serta mengerami satu telur hasil fertilisasi yang diberikan petugas KB kepada. (BBC/b)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment