IKON fesyen Coco Chanel disebut-sebut sebagai seorang mata-mata Nazi. Dalam sebuah buku baru yang ditulis oleh seorang sejarawan Amerika Serikat yang tinggal di Paris menunjukkan, Chanel tidak hanya memiliki hubungan perang dengan bangsawan Jerman, tapi dia juga merupakan agen organisasi intelijen militer Jerman Abwehr dan anti-Semit yang fanatik.
Bukti-bukti kerja sama ikon desainer asal Prancis Coco Chanel dengan Nazi selama Perang Dunia II semakin terlihat jelas lewat buku berjudul “Sleeping with the Enemy: Coco Chanel's Secret War”.
Buku yang ditulis oleh Hal Vaughan itu memposisikan desainer tersebut sebagai saksi hidup tersembunyi sampai sekarang saat Prancis diduduki oleh Jerman.
Tidak hanya Chanel berbagi tempat tidur dengan mata-mata Nazi Baron Hans Gunther von Dincklage, tetapi juga terlibat sebagai mata-mata. Kekasihnya itu perang di Paris dengan tugas mengawasi cincin mata-mata Prancis di daerah Mediterania dan berhubungan konstan dengan menteri propaganda Goebbels, orang kedua Jerman setelah Hitler. Demikian yang dinukil dari Genius Beauty, Rabu (24/8/2011).
Buku Vaughan mengungkap jejak kehidupan Chanel dari menjadi seorang mata-mata untuk Abwehr, organisasi intelijen Jerman melalui berbagai misi ke akhir perang sampai saat dia berhasil melarikan diri setelah tertangkap.
Kolaborator Chanel dengan Jerman telah mengungkapkan bahwa Chanel sungguh-sungguh anti-Semit.
Ketika perang usai, Chanel, yatim piatu sejak saat dia berusia 12 tahun dan merintis karier sebagai desainer. Lalu, dia pergi ke Swiss dan kembali ke Paris di usia 9 tahun kemudian melanjutkan karier desainernya.
Mendengar pemberitaan tersebut, The House of Chanel cepat bereaksi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "Lebih dari 57 buku telah ditulis tentang Gabrielle Chanel. Kami akan mendorong Anda untuk berkonsultasi dengan beberapa tokoh yang lebih serius."
(nsa)
No comments:
Post a Comment