Paramedis bergegas ke sebuah rumah setelah ada panggilan darurat ke nomor 999 untuk menolong pasien lima tahun "yang mengalami masalah jantung". Begitu sampai, bukan bocah usia lima tahun mererka temui tetapi seekor kucing sekarat.
Layanan Ambulans Darurat wilayah Timur Inggris menerima sebuah panggilan darurat minggu lalu dari pasangan yang putus asa. Mereka memohon bantuan untuk "menyelamatkan nyawa kesayangan mereka yang berumur lima tahun". Sebuah mobil tanggap darurat dan ambulans pun segera meluncur ke tempat kejadian. Para petugas paramedis kuatir bocah itu sedang mendekati sakratul maut. Namun begitu tim tersebut tiba di alamat di Crane Mead, Ware, Herts, mereka menemukan pasangan itu menangis sambil memegang seekor kucing usia lima tahun yang kemudian mati.
Seorang paramedis, yang minta tidak disebutkan namanya, menceritakan bagaimana kru darurat terbengong-bengong ketika mengetahui fakta itu. Dia mengatakan, "Cukup banyak kru yang dimobilisasi. Semua berdiri lesu ketika mereka menyadari apa yang terjadi. Ini situasi yang sama sekali surealis. Saya sudah pernah mengalami sejumlah panggilan konyol tapi tidak pernah yang seperti ini. Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak mencoba untuk memanggil dokter hewan. Sejumlah orang berpikir 999 bisa menangani apa saja."
Ia melanjutkan, jika ada panggilan darutat, "mobil tanggap darurat dan ambulans akan dipacu maksimum ke tempat kejadian dan paramedis akan secara mental siap untuk menawarkan bantuan profesional mereka sesegera mungkin. Saya pikir paramedis mungkin lega bahwa itu bukan seorang anak tapi kemudian mereka benar-benar terbengong-bengong."
Telepon darurat aneh itu diterima pada pukul 06.45, Rabu (10/8/2011). Petugas paramedis itu menambahkan, pasangan itu belum lama tinggal di Inggris dan mungkin bingung. Dia mengatakan, "Kami mendapat banyak penelepon dengan hambatan bahasa. Itu tidak mengherankan, itu benar-benar terjadi. Kami memiliki saluran penerjemahan bahasa yang dapat kami gunakan, tetapi Anda tidak punya waktu untuk melakukan itu dalam situasi yang berpotensi kritis."
No comments:
Post a Comment