Nyala api lilin ternyata mengandung limpahan berlian. Ini adalah temuan Wuzong Zhou, ilmuwan dari University St Andrews, Skotlandia, Inggris, yang dipublikasikan di Chemical Communication Journal bulan ini.
Penemuan ini bisa dikatakan tak direncanakan. Zhou hanya mememuhi tantangan koleganya yang mengatakan bahwa tak ada yang bisa mengetahui penyusun nyala lilin.
"Kolega universitas lain mengatakan, pasti tak ada yang tahu penyusun nyala lilin. Saya bilang, saya percaya sains dan bisa menjelaskan semua, jadi saya berusaha menemukan," kata Zhou.
Hasilnya mengejutkan. Ternyata ada 1,5 juta nanopartikel berlian dalam nyala lilin tiap detik. Ukuran partikel berlian sangat kecil, susunan 300.000 partikelnya cuma akan menghasilkan bentuk seukuran kepala pin.
Untuk mengetahui adanya partikel berlian itu, Zhou mengembangkan penyaring yang bisa memisahkan partikel dari pusat nyala lilin bersuhu 1400 derajat Celsius, kemudian mengevaluasinya.
Selain berlian, nyala lilin ternyata juga mengandung empat jenis senyawa karbob yang berbeda, termasuk grafit, jenis senyawa karbon yang biasa dipakai sebagai bahan baku mata pensil.
Penemuan berlian di nyala lilin berpotensi menyediakan "lahan" tambang baru untuk mendapatkannya. Cincin atau kalung berlian bisa dibuat dengan cara membakar lilin nantinya. "Sayangnya, partikel berlian terbakar dalam proses, menghasilkan CO2," kata Zhou memupuskan harapan.
Tapi walau demikian, ia mengatakan, penemuan ini akan mengubah cara manusia memandang nyala lilin. Tapi tak usah khawatir, mungkin nanti ada penelitian yang bisa memberi solusi.
Yang jelas, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (18/8/2011), Zhou kini akan meneliti api barbeque, apakah juga mengandung berlian.
Penemuan ini mengingatkan pada kuliah kimia oleh Michael Faraday pada tahun 1860 di inggris. Ia mengatakan, nyala lilin memiliki keindahan emas, perak dan berlian. Kini, diketahui memang ada berlian dalam nyala itu.
No comments:
Post a Comment